Sunday, 15 April 2018

Hush! Desis Angin Pagi

Kadang saya berpikir bisa menaklukan segala bentuk ujian hidup dengan kekuatan saya. Tekanan dalam bentuk apapun, kadang saya rasa tidak menggoyahkan kebahagiaan saya. Saya masih bisa tersenyum, bersikap tenang, sabar, kemudian saya yakin akan menemukan jawaban.

Tapi kadang saya berpikir saya tidak dapat melakukan apapun, setiap kali cobaan datang. Seperti orang linglung. Hanya tertegun sambil menghisap dalam rokok yang tengah saya nikmati. Kalah, kata itu terus menggerayangi otak saya. Tak jarang tercetus teriakan menyerah  entah darimana, sehingga membuat saya menyandang pangkat pecundang.

Saya terhempas. Lepas tak terarah. Mencoba meraba cahaya, berharap menemukan penopang kekuatan. Sesaat saya lemah, saat selanjutnya saya membara. Tapi saya takut akan lelah, lelah bertahan pada kekuatan diri pribadi. Takut, kalau akhirnya saya hanyalah sampah.

Saya terus menunggu diatas lemah saya saat ini. Meneliti setiap yang menghampiri. Apakah seorang sahabat yang datang dengan ceritanya. Apakah seorang sahabat yang datang dengan masalah dan keperluannya. Apakah seorang sahabat yang hanya menanyakan kabar. Atau mungkin seorang sahabat yang datang dengan hasrat ingin menolong. Membangunkan saya dari tersungkurnya saya sejak tadi. Merangkul, kemudian menunjukan jalan menuju tempat pegangan terkuat.

Tapi satu yang pasti, bukan manusia yang nanti. Tapi Rahman dan Rahimnya Sang Ilahi.

No comments:

Post a Comment