Tuesday, 24 April 2018

Bajingan Disekitar

Siapa bajingan sesungguhnya?!
Pelontar dialog saja, atau mereka yang bertindak saat itu juga?!

Siapa bajingan sesungguhnya?!
Durjana penjilat situasi, atau mereka nestapa yang ikhlas ditindas?!

Siapa bajingan sesungguhnya?!
Pengobral solidaritas, namun uang kertas bertahta diatas. Atau mereka tak punya, namun benar setiap kata dan tingkahnya?!

Siapa bajingan sesungguhnya?!
Penakut tersalahkan, yang bersembunyi dari kebenaran. Atau kesatria dengan lamapang dada?!

Siapa bajingan sesungguhnya?!
Simuka dua penenang suasana, atau simuka dua belapis 3 aksara?!

Bajingan saja kau bajingan!
Pengecut untukmu pengumpat!
Persetan atas nama kebenaran,  empatimu mati sejak perkenalanmu dengan si canggih!

Doaku untukmu, semoga kau mati jalan sendiri menuju liang sepi!

Sunday, 15 April 2018

Hush! Desis Angin Pagi

Kadang saya berpikir bisa menaklukan segala bentuk ujian hidup dengan kekuatan saya. Tekanan dalam bentuk apapun, kadang saya rasa tidak menggoyahkan kebahagiaan saya. Saya masih bisa tersenyum, bersikap tenang, sabar, kemudian saya yakin akan menemukan jawaban.

Tapi kadang saya berpikir saya tidak dapat melakukan apapun, setiap kali cobaan datang. Seperti orang linglung. Hanya tertegun sambil menghisap dalam rokok yang tengah saya nikmati. Kalah, kata itu terus menggerayangi otak saya. Tak jarang tercetus teriakan menyerah  entah darimana, sehingga membuat saya menyandang pangkat pecundang.

Saya terhempas. Lepas tak terarah. Mencoba meraba cahaya, berharap menemukan penopang kekuatan. Sesaat saya lemah, saat selanjutnya saya membara. Tapi saya takut akan lelah, lelah bertahan pada kekuatan diri pribadi. Takut, kalau akhirnya saya hanyalah sampah.

Saya terus menunggu diatas lemah saya saat ini. Meneliti setiap yang menghampiri. Apakah seorang sahabat yang datang dengan ceritanya. Apakah seorang sahabat yang datang dengan masalah dan keperluannya. Apakah seorang sahabat yang hanya menanyakan kabar. Atau mungkin seorang sahabat yang datang dengan hasrat ingin menolong. Membangunkan saya dari tersungkurnya saya sejak tadi. Merangkul, kemudian menunjukan jalan menuju tempat pegangan terkuat.

Tapi satu yang pasti, bukan manusia yang nanti. Tapi Rahman dan Rahimnya Sang Ilahi.

Monday, 9 April 2018

Murka

Bahkan terlanjur celaka atas angkara murka
Lisan berdansa tak berdosa
Tercabik berdarah hati dengan nanah
Menuntut terbaik atas tingkahnya

Benarmu atas sabdamu
Benarku atas sabdaku
Membungkam atas pikirmu
Hacurlah kau menjadi abu

Sayat peluru tikam arogan
Menantang durjana kau si malang
Yang tak mengerti apa yang kurasakan
Sahabat datang, lalu menghilang, datang, hilang

Ranjau ilusi benar diri
Bubuhkan fatamorgana kebenaran
Perihal siapa paling bijak
Sepatah katapun enggan terdengar mengajak

Buyar indahnya
Perih batinnya
Mati bak babi
Terbunuh sang pemburu sunyi