Kemarin ibu berduka, putra terbaiknya tiada.
Kemarin ibu menangis, tubuhnya bilur sebab luka mereka.
Kini ibu merintih perih, jubah merah putihnya berlumur darah.
Sebagian mendekap, sebagian lain melepas. Ibu terus tersedu, karna putra piutrinya ricuh.
Kenapa seperti ini? Ibu bertanya. Mungkinkah sabda sang raja yang salah bertitah? Atau, mungkinkah mahasiswa yang salah bertingkah?
Riuh, runtuh, hampir hancur luluh. Ibu yang renta, mencoba bertahan untuk semua. Meski sering dibanting, meski dilemparkan badai, meski dikuliti oleh anaknya sendiri, ibu tetap berdiri.