Sunday, 10 June 2018

Aku Pagi Ini

Kerap pagi datang dengan kegelisahannya.
Aku yang masih terjaga terbunuh sisa sisa resah semalam.
Fajar sangat senang rupanya menyambut hariku dengan kehawatiran.
Disuguhkan lamunanku tentang sebuah kematian. Bukan itu yang aku takutkan, tapi tahapan setelahnya.
Dipaparkan pikiranku dengan kisruhnya masa depan. Risauku kian kelam.

Realita mendamba sang mentari, inilah kisah nyata.
Terbaringku menatap langit-langit kamar yang putih kekusaman.
Imaji terbang menjauh, lewati batas kapasaitas.
Diriku kemarin, saat ini, dan nanti.

Secangkir kopi coba kujadikan pelari.
Kepul asap putih kehumbuskan dari mulutku. Hussssss.. ku hela napas panjang.
Sayang, kelumit ini takkunjung hilang.

Tuesday, 5 June 2018

DUA DAUN

Dua daun lungali menuju tanah
Haru lembayung saksi bisu
Atas takdir dimana mereka jatuh
Berpisahlah akhirnya

Sudah memang tentunya
Menangis rasanya percuma
Jangansalahkan angin
Sebab itu titah sang kuasa

Sesali sendiri
Putar bagian salahmu
Perbaiki film itu
Sebab esok tak tau mungkin berjumpa

Gugur bersama, namun tempat berbeda
Di ufuk timur kau berlabuh
Di ujung barat aku jatuh